(57 produk tersedia)
Model baju Arab adalah pakaian tradisional yang biasa dikenakan di negara-negara Teluk. Mereka juga dikenal sebagai thobe atau dishdasha untuk pria dan abaya untuk wanita. Berikut ini beberapa jenis dan modelnya:
Model Baju Arab
Ini adalah pakaian tradisional paling populer yang dikenakan oleh pria di seluruh dunia Arab. Biasanya panjangnya sampai mata kaki dan memiliki lengan panjang. Thobe sebagian besar dikenakan berwarna putih, sementara warna lain juga digunakan selama musim dingin. Dishdasha adalah nama lain yang sebagian besar digunakan di wilayah Teluk, dan sebagian besar mirip dengan thobe.
Jubba
Ini adalah model baju Arab yang dikenakan oleh pria, dan sebagian besar umum di tempat-tempat seperti Yordania dan Palestina. Jubba adalah jubah panjang yang memiliki potongan longgar, dan dilengkapi dengan tudung yang dikenal sebagai jubba. Sebagian besar dikenakan dengan ikat pinggang dan aksesori tradisional lainnya.
Kandura
Kandura, juga dikenal sebagai ghutrah, adalah pakaian tradisional Arab yang dikenakan oleh pria di Uni Emirat Arab dan Oman. Itu adalah jubah putih panjang, dan seperti thobe, itu dikenakan dengan penutup kepala. Kandura dibedakan dengan desainnya yang lurus dan sebagian besar dikenakan dengan ikat kepala hitam atau berwarna.
Abaya
Ini adalah jubah longgar yang dikenakan oleh wanita di banyak negara Arab. Biasanya berwarna hitam dan menutupi tubuh dari kepala hingga ujung kaki. Abaya dikenakan di atas pakaian biasa, dan sebagian besar disertai dengan penutup kepala atau hijab.
Meskipun abaya dikenakan oleh wanita di depan umum, itu adalah simbol kesopanan dan identitas budaya di dunia Arab. Mereka hadir dalam berbagai desain, dengan beberapa sederhana dan yang lain dengan sulaman dan pola yang rumit.
Kaftan
Kaftan adalah model baju Arab yang dikenakan oleh pria dan wanita dalam berbagai panjang. Itu adalah pakaian yang biasanya dikenakan di Maroko dan beberapa negara Afrika Utara lainnya. Kaftan sebagian besar dikenakan selama acara khusus, dan sebagian besar dicirikan oleh desain yang rumit dan warna-warna cerah.
Sirwal
Ini adalah celana longgar yang dikenakan di bawah thobe, dishdasha, atau jubba. Sirwal adalah pakaian serbaguna yang sebagian besar dikenakan oleh pria di seluruh dunia Arab.
Sheila dan Ghutrah
Ghutrah adalah penutup kepala tradisional yang dikenakan oleh pria di wilayah Teluk. Biasanya dilipat menjadi segitiga dan dikenakan di kepala. Ghutrah diikat dengan ikat kepala yang dikenal sebagai agal. Sheila mirip dengan ghutrah, tetapi itu adalah penutup kepala yang dikenakan oleh wanita, dan biasanya diikatkan di bahu.
Chador
Ini adalah jubah seluruh tubuh yang dikenakan oleh wanita di Iran. Sebagian besar dikenakan tanpa pakaian lain, dan menutupi seluruh tubuh kecuali wajah. Chador adalah simbol kesopanan dan kepatuhan agama di Iran dan di antara umat Islam.
Budaya dan tradisi Arab memengaruhi desain pakaian. Elemen-elemen ini termasuk;
Budaya
Pengaruh budaya memainkan peran besar dalam desain baju Arab. Pakaian mencerminkan warisan kaya dunia Arab. Misalnya, pola dan gaya tradisional dimasukkan. Ini termasuk penggunaan bentuk geometris. Juga, ada motif yang terinspirasi oleh alam. Selain itu, simbol budaya memegang makna dalam desain. Ini adalah representasi identitas dan kebanggaan. Selain itu, pilihan warna itu berarti. Misalnya, mereka terkait dengan nilai-nilai atau tradisi tertentu. Lebih penting lagi, bahan yang digunakan seringkali tradisional. Ini diturunkan dari generasi ke generasi. Mereka termasuk sutra, katun, dan wol. Mereka dibuat secara manual oleh pengrajin terampil yang menunjukkan kerajinan budaya.
Iklim
Desain baju Arab dipengaruhi oleh kondisi iklim. Pakaian seringkali longgar dan berombak. Ini ideal untuk iklim yang panas dan kering. Bahan yang dapat bernapas yang digunakan adalah katun, linen, dan wol ringan. Bahan-bahan ini dipilih untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bergerak. Lebih penting lagi, warna terang memantulkan panas matahari. Mereka mengurangi penyerapan panas. Selain itu, desain seringkali menggabungkan lengan panjang dan lapisan. Ini menawarkan perlindungan dari matahari. Di daerah pesisir yang lebih dingin, kain yang lebih berat seperti sutra dan warna yang lebih gelap lebih sering digunakan. Di sini, iklimnya lebih lembap dan sedang. Ini tidak seperti pedalaman gurun.
Status Sosial
Desain baju Arab mencerminkan status sosial dan kekayaan. Misalnya, sulaman dan perhiasan yang rumit menunjukkan status sosial yang lebih tinggi. Juga, kain mewah seperti sutra dan beludru digunakan untuk menunjukkan kekayaan. Selain itu, pakaian yang dibuat khusus seringkali menunjukkan status sosial yang lebih tinggi. Mereka memamerkan keterampilan penjahit. Selain itu, warna dan pola tertentu terkait dengan kelas sosial yang berbeda. Ini memperkuat bahasa visual status. Selain itu, aksesori seperti kancing manset dan jam tangan melengkapi pakaian. Mereka lebih lanjut mengekspresikan status sosial dan gaya pribadi individu.
Baju Arab, juga dikenal sebagai thobe atau kandura, adalah pakaian panjang dan longgar yang dikenakan oleh pria di berbagai negara Arab. Pakaian tradisional ini dapat ditata dengan berbagai cara untuk menyesuaikan berbagai kesempatan dan preferensi pribadi. Berikut adalah beberapa saran mengenai pemakaian dan pencocokan yang perlu dipertimbangkan saat menata baju Arab:
Penampilan Kasual Sehari-hari
Untuk tampilan santai, pilih thobe polos klasik berwarna putih, hitam, atau biru tua. Pasangkan dengan sepatu slip-on yang nyaman atau sandal seperti moccasin atau loafer. Aksesori harus minimal - mungkin jam tangan sederhana dan kacamata hitam. Jika cuacanya hangat, thobe katun akan memberikan kenyamanan, sedangkan campuran wol akan lebih cocok untuk hari-hari yang lebih dingin. Untuk gaya tambahan, pertimbangkan untuk mengenakan topi bisbol atau topi kasual.
Acara Formal
Untuk pernikahan, rapat bisnis, atau acara formal, pilih thobe dengan desain yang lebih rumit atau terbuat dari kain mewah. Cari thobe dengan sulaman, terutama di sekitar kerah dan manset, atau yang terbuat dari sutra atau campuran katun berkualitas tinggi. Pasangkan dengan sepatu formal seperti Oxford atau brogues. Penutup kepala (ghutrah atau agal) sering dikenakan selama acara-acara ini, terutama di negara-negara Teluk. Aksesori tambahan seperti kancing manset, jam tangan kelas atas, atau dasi saku dapat meningkatkan tampilan.
Acara Keagamaan
Untuk doa dan pertemuan keagamaan lainnya, thobe sederhana dan bersih lebih disukai, seringkali berwarna putih atau warna terang. Thobe harus sopan, tidak mencolok, untuk menghormati kesakralan acara. Pasangkan dengan sepatu sederhana dan sederhana. Mempertahankan aksesori minimal sangat penting - jam tangan atau cincin sederhana sudah cukup. Fokus haruslah pada kesederhanaan dan keanggunan thobe.
Musim Panas dan Iklim Panas
Dalam cuaca panas, pilih kain yang lebih ringan seperti katun atau linen. Thobe berwarna putih atau terang akan memantulkan matahari dan menjaga pemakainya tetap sejuk. Pasangkan dengan sandal terbuka atau loafer. Topi bertepi lebar atau selendang ringan dapat memberikan perlindungan tambahan dari sinar matahari. Jaga aksesori tetap ringan dan minimal agar tidak merasa berat karena panas.
Musim Dingin dan Iklim Dingin
Untuk cuaca dingin, pilih thobe yang terbuat dari kain yang lebih berat seperti campuran wol. Pasangkan dengan sepatu tertutup seperti sepatu bot atau sepatu formal, yang memberikan kehangatan lebih. Berlapis-lapis adalah kunci - pertimbangkan untuk mengenakan sweter ringan atau jaket dalam untuk kehangatan tambahan. Selendang dan sarung tangan yang hangat dapat melengkapi pakaian sambil menjaga pemakainya tetap hangat.
Mencampur Gaya Modern dan Tradisional
Untuk mencapai tampilan kontemporer, pasangkan thobe tradisional dengan aksesori modern seperti jam tangan bergaya, kacamata hitam desainer, atau ikat pinggang modis. Pertimbangkan untuk memasangkan thobe dengan blazer atau jaket untuk sentuhan modern. Eksperimen dengan gaya sepatu yang berbeda, dari sepatu kets hingga sepatu bot, untuk mengubah tampilan keseluruhan. Kuncinya adalah menyeimbangkan elemen tradisional dengan sentuhan modern untuk menciptakan pakaian yang kohesif yang mencerminkan gaya pribadi.
T1: Apa yang membedakan baju Arab dengan baju tradisional Barat?
J1: Tidak seperti baju Barat, yang biasanya terdiri dari jaket, celana panjang, dan terkadang rompi, baju Arab memprioritaskan pakaian budaya dan regional, seperti dishdasha atau kandura untuk pria dan abaya untuk wanita. Pakaian ini menekankan kenyamanan dan identitas budaya, berbeda secara signifikan dengan pakaian berlapis-lapis baju Barat.
T2: Apa komponen utama dari pakaian pria Arab tradisional?
J2: Pakaian pria Arab seringkali termasuk dishdasha atau kandura, pakaian panjang dan mengalir, dan pakaian luar seperti bisht atau ghutrah/shemagh. Aksesori seperti agal, ikat pinggang, dan alas kaki tradisional melengkapi komponen utama ini, mencerminkan kenyamanan dan makna budaya.
T3: Bagaimana warna dan pola dalam baju Arab memiliki makna budaya?
J3: Warna dan pola dalam baju Arab dapat menandakan status sosial, identitas regional, atau preferensi pribadi. Misalnya, warna tertentu mungkin lebih banyak ditemukan di wilayah tertentu, sedangkan pola dapat mencerminkan warisan budaya. Pilihan-pilihan ini menambahkan lapisan makna pada pakaian di luar daya tarik estetika mereka.
T4: Apa komponen utama dari pakaian wanita Arab tradisional?
J4: Pakaian wanita Arab tradisional meliputi abaya, jubah hitam panjang, yang sering dikenakan dengan penutup kepala seperti hijab atau niqab. Di bawahnya, wanita mungkin mengenakan gaun atau rok dan blus yang dihiasi dengan desain yang rumit. Alas kaki dan aksesori lebih lanjut meningkatkan pakaian ini, menampilkan perpaduan kesopanan dan kekayaan budaya.
T5: Bagaimana baju tradisional Arab bervariasi di berbagai negara Arab?
J5: Setiap negara Arab memiliki variasi baju tradisional yang berbeda. Misalnya, kandura lazim di negara-negara Teluk, sedangkan dishdasha umum di negara-negara lain. Pakaian wanita juga bervariasi, dengan gaun, gaya abaya, dan aksesori regional tertentu yang mencerminkan budaya dan tradisi yang beragam di seluruh dunia Arab.