(14078 produk tersedia)
Pelabuhan adalah penghubung antara darat dan air, dengan pelabuhan yang terletak di sepanjang pantai. Barang yang tiba dengan kapal di pelabuhan biasanya dibongkar oleh crane pelabuhan dan diangkut ke pedalaman melalui jalan darat atau kereta api.
Berikut adalah beberapa jenis crane pelabuhan yang umum digunakan di pelabuhan untuk memfasilitasi pembongkaran dan pemuatan barang:
Crane Portainer:
Crane portainer pelabuhan, juga dikenal sebagai crane peti kemas atau skyhook, adalah jenis crane yang paling umum digunakan di pelabuhan. Crane ini dirancang khusus untuk menangani peti kemas dari kapal ke pelabuhan dan sebaliknya secara efisien. Crane portainer peti kemas memiliki rel horizontal yang memungkinkannya bergerak di sepanjang bagian belakang kapal. Crane ini juga memiliki rel vertikal yang memungkinkannya mencapai ke dalam kapal (kadang-kadang disebut sebagai “Teluk”) untuk mengambil peti kemas. Perairan harus cukup dangkal agar rel di tepi air terlihat sehingga crane dapat diposisikan untuk berfungsi secara efektif. Crane portainer telah menjadi semakin otomatis, dengan kontrol jarak jauh dan otomatis.
Straddle Carrier:
Straddle carrier digunakan untuk memindahkan kargo peti kemas dari pelabuhan ke lokasi di pedalaman. Tidak seperti crane yang bergerak di sepanjang rel tetap, straddle carrier beroperasi seperti truk besar dan dapat bergerak bebas di sekitar terminal. Straddle carrier mengambil peti kemas dari bus atau dek, dan straddle carrier memiliki kemampuan untuk memindahkan peti kemas ke berbagai lokasi, memberikan fleksibilitas untuk melayani berbagai area di dalam terminal.
Crane Gantry:
Crane gantry adalah jenis crane mobile yang memiliki roda dan dapat bergerak bebas di sekitar area terminal. Crane ini tidak dibatasi pada rel khusus karena crane ini tidak hanya memiliki roda, tetapi juga serangkaian balok pengangkat yang dapat mengambil barang yang menunggu untuk dikirim di titik mana pun di terminal. Crane gantry dioperasikan oleh operator yang menggerakkannya di sekitar dengan cara yang mirip dengan truk, seperti yang dijelaskan di atas. Hal ini menjadikannya peralatan yang sangat mobile dan serbaguna yang dapat digunakan di mana pun di area pelabuhan atau terminal untuk memfasilitasi pergerakan peti kemas.
Crane Dermaga:
Crane dermaga mirip dengan crane portainer dan ditempatkan di tepi dermaga atau tepi air untuk memfasilitasi pembongkaran dan pemuatan kapal. Crane dermaga juga digunakan untuk menangani kargo curah, seperti batu bara, bijih besi, dan biji-bijian, dan hopper dan grab-nya dirancang khusus untuk melayani jenis barang ini.
Kapasitas:
Menunjukkan berat maksimum yang dapat diangkat crane, mulai dari beberapa ton hingga beberapa ribu ton. Misalnya, crane ship-to-shore memiliki batas kapasitas lebih dari 70 ton.
Jangkauan:
Menunjukkan jarak horizontal maksimum yang dapat dijangkau lengan crane. Misalnya, beberapa crane gantry dapat menjangkau hingga 68 meter.
Tinggi:
Ini menunjukkan tinggi crane dari tanah ke titik tertingginya. Ini adalah pertimbangan penting yang menentukan apakah crane dapat mengakses dek kapal pada ketinggian tertentu. Tinggi beberapa crane gantry ban karet adalah 11,7 meter.
Kecepatan:
Ini termasuk kecepatan pengangkatan dan kecepatan perjalanan crane. Kecepatan crane pelabuhan memengaruhi efisiensi penanganan kargo. Kecepatan beberapa crane portal dapat mencapai 78 m/menit.
Sumber Daya:
Dapat berupa crane listrik, bertenaga diesel, atau sistem pengangkat hidrolik, yang memengaruhi lingkungan operasional dan fleksibilitas pelabuhan.
Sistem Operasi:
Dapat berupa sistem operasi berbasis darat, sistem operasi onboard, atau kontrol jarak jauh. Sistem operasi crane akan memengaruhi efisiensi penanganan dan akurasi pelabuhan.
Pemeliharaan dan perbaikan rutin crane pelabuhan sangat penting untuk memastikan pengoperasiannya yang stabil, mencegah kerusakan, dan memperpanjang masa pakainya. Berikut adalah beberapa tips pemeliharaan dan perbaikan untuk crane pelabuhan:
Inspeksi Rutin:
Selain pemeliharaan rutin, crane pelabuhan juga perlu melalui inspeksi rutin dan komprehensif. Ini mungkin termasuk memeriksa komponen struktural, sistem hidrolik, sistem listrik, dan sistem pengangkat, antara lain.
Perbaikan Tepat Waktu:
Kembangkan rencana perbaikan yang memprioritaskan bagian dan area yang perlu mendapat perhatian berdasarkan intensitas dan frekuensi penggunaan. Pastikan komponen penting berfungsi dengan baik dengan melakukan perbaikan dan penggantian tepat waktu.
Menjaga Log Perbaikan:
Penting untuk menyimpan log pemeliharaan dan perbaikan yang baik untuk crane, mencatat riwayat pemeliharaan dan perbaikan, penggantian suku cadang, dan status peralatan. Ini memberikan referensi berharga untuk pemeliharaan dan perbaikan di masa mendatang.
Penggunaan crane pelabuhan terbatas pada pelabuhan dan dermaga, tetapi dalam area ini, crane pelabuhan memainkan peran penting dan bervariasi, dan banyak gerakan dan fungsinya mendukung perdagangan dan ekonomi internasional.
Meskipun fungsi utama crane pelabuhan adalah untuk mengangkat kargo dan memperhatikan keseimbangan berat saat melakukannya, fungsi lainnya termasuk bertindak sebagai penghalang atau sistem sinyal dan pemantauan. Crane pelabuhan sekarang memiliki sistem otomatis yang membantu mereka bertindak sebagai penghalang ketika suatu objek diangkat di atas area yang tidak boleh dimasuki oleh siapa pun. Ada juga batas berat yang ditetapkan dalam sistem crane, dan crane akan memiliki berat yang ditentukan diprogram ke dalam teknologinya, dan alarm akan berbunyi jika berat di luar yang dapat diterima dilampaui. Selain itu, banyak crane memiliki sistem pemantauan yang dapat melacak pergerakan kargo, pemanfaatan crane, dan efisiensi operasional. Data ini dapat dianalisis untuk mengidentifikasi tren, mengoptimalkan operasi, dan meningkatkan manajemen aset.
Ketika memilih crane pelabuhan yang tepat untuk tujuan tertentu, pembeli harus mengevaluasi berbagai aspek, termasuk pilihan, kebutuhan, statistik, keselamatan, dan pertimbangan lingkungan.
Pada akhirnya, dengan mengevaluasi aspek-aspek ini dengan cermat, pembeli dapat memilih crane pelabuhan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka, memastikan operasi pelabuhan yang efisien dan nyaman.
T1: Berapa kapasitas crane pelabuhan jika massa angkat maksimumnya 20 ton dan kerapatannya 0,5 ton/m3?
J1: Kapasitas crane pelabuhan dapat dihitung dengan membagi massa angkat maksimum dengan kerapatan material. Oleh karena itu, 20 ton/0,5 ton/m3 = 40 m3.
T2: Apa saja tantangan dalam memelihara crane di pelabuhan?
J2: Tantangannya meliputi perlunya inspeksi dan pemeliharaan rutin, pasokan suku cadang crane, perubahan teknologi yang cepat, sifat mesin yang kompleks, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan standar keselamatan terbaru.
T3: Bagaimana kondisi cuaca memengaruhi operasi crane di pelabuhan?
J3: Kondisi cuaca yang buruk, seperti angin kencang, hujan lebat, dan badai, dapat memengaruhi operasi crane di pelabuhan. Kondisi seperti itu dapat menimbulkan bahaya keselamatan, membatasi penanganan kargo tertentu, menyebabkan penangguhan sementara operasi crane, dan menyebabkan prioritas penanganan kargo yang paling penting dan darurat.